Senin, 01 November 2010

Mbaaah Marijaaaaan......!

Belakangan ini menjulang kembali ketenaran mbah marijan akibat bergolaknya kembali Merapi, terutama setelah sang juru kunci dijemput ajal oleh awan panas merapi.

Dengan menafikkan kontroversi tentang beliau, saya sedikit menggaris bawahi sikap setia beliau terhadap tugas dari HB IX. Menurut logika, seharusnya seorang raja/pemimpin selalu menginginkan yang terbaik untuk rakyatnya, termasuk kepada pada prajuritnya yang pada dasarnya memang disiapkan untuk mati.

Yang terjadi kepada sang penunggu gunung merapi memang sedikit "Out of the track", berpendirian setia terhadap sang raja tetapi membahayakan diri sendiri, padahal kalau sang raja masih hidup dan tahu sikap ini pastilah beliau melarangnya, mungkin lho!

Pola pikir ini sangat orisinal sekali, sangat Njawani sekali, kekolotan yang dibalut patriotik den dibumbui kesetian dan taklid. Sikap ini masih ada dalam kultur kita.

Mudah-mudahan kita tidak berkedok tugas ketika melakukan berbagai kesalahan dan penyimpangan dari nilai rasionalitas dan hukum tuhan.