Minggu, 04 Februari 2018

PILAH-PILIH SEKOLAH YANG PAS DIHATI

Tulisan inspiratif dari halam facebook istri saya Iis Santi Wirastuti, S.Psi

Setelah menentukan usia berapa anak akan masuk SD, orangtua biasanya dihadapkan kembali pada pilihan.... mau dimasukkan ke mana si anak nantinya? Terlebih lagi jika si anak adalah anak pertama. Orangtua akan mencari info sebanyak mungkin tentang sebanyak mungkin sekolah, kualitas dan biayanya. Atau orangtua akan mengajak anak berkeliling mengunjungi dan melihat berbagai sekolah, dan melihat mana yang paling disukai oleh si anak.

Memilih sekolah yang pas memang perlu dilakukan ya Ayah Bunda, karena sekolah adalah rumah ke dua bagi anak. Anak menghabiskan waktu antara 5-9 jam di sekolah. Anak berinteraksi dengan lebih banyak orang di sekolah dan tentu saja anak mendapatkan ilmu serta pembiasaan yang akan ikut membentuk pandangan, pemikiran dan perilaku anak.

Saya dan suami sampai saat ini masih dalam tahap mengkaji beberapa alternatif sekolah untuk Shofiy. Yuups, benar dia anak sulung kami, jadi kami masih memilih dan memilah sekolah yang pas buat kami dan Shofiy tentu saja. Mungkin jika masanya Mush'ab sekolah akan lebih mudah menentukan karena biasanya adek-adek akan mengikuti di mana kakaknya sekolah.

Berikut ini beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami dalam memilih sekolah bagi anak-anak,

1. Visi dan misi sekolah sesuai dengan visi dan misi keluarga dalam mendidik anak.

Seperti yang saya sampaikan di awal, sekolah akan membantu orangtua dalam membentuk pandangan, pemikiran, dan perilaku anak. Maka apa yang diajarkan di sekolah harus sesuai dan selaras dengan apa yang diajarkan orangtua di rumah.

Orangtua harus merumuskan terlebih dahulu, apa output yang diinginkan dari proses mengasuh dan mendidik anak-anak. Orangtua ingin anak jadi bagaimana dan seperti apa ke depannya. Bekal apa yang ingin orangtua berikan untuk anak bagi kehidupannya kelak. Jika sudah maka akan lebih mudah bagi orangtua untuk menyeleksi sekolah apa yang sesuai dengan visi keluarga.

Sebuah hadits Rasulullah SAW dari Al-Imam Muslim rahimahullah diriwayatkan:
“Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Maka tanggung jawab pendidikan anak sejatinya ada pada orangtua, guru di sekolah hanya membantu melengkapi usaha orangtua.

Bagi kami tentu saja kami sangat ingin anak-anak menjadi anak yang shalih/ah, paham tentang Al-qur'an dan Sunnah, serta terbiasa mengamalkannya. Mempunyai semangat dalam beramar ma'ruf nahi munkar hingga kelak akan mengambil bagian dalam berdakwah Islam. Spesialisasi ilmu yang disesuikan dengan karakter dan potensi anak haruslah menjadi bekal lebih bagi anak-anak untuk bisa memberi kemanfaatan bagi ummat.

2. Disesuaikan dengan karakteristik, bakat dan potensi anak.

Setiap anak pasti mempunyai karakteristik, bakat, dan potensi yang unik, berbeda satu anak dengan anak yang lain. Termasuk bagimana gaya belajar yang sesuai dengan anak. Maka orangtua juga harus jeli dengan kondisi masing-masing anak. Potensi mana yang paling dominan dan akan diarahkan ke mana. Jika orangtua sudah dapat memetakannya maka orangtua tinggal menyesuaikan dengan program-program yang sekolah tawarkan dan memilih yang paling sesuai.

Misalkan Shofiy mempunyai kecenderungan yang lebih dominan di aspek kinestetik, naturalistik dan linguistik. Dengan gaya belajar visual. Karena usianya masih 5 tahun, kami terus mengobservasi perkembangan potensi-potensi tersebut, manakah yang akan semakin menonjol dan diminati oleh Shofiy. Insya Allah itu akan kami selaraskan dengan visi kami di atas sehingga membantu kami memilih sekolah yang sesuai bagi Shofiy.

Memilihkan sekolah yang sesuai dengan kondisi anak akan membantu anak lebih enjoy dalam belajar dan menguasai apa yang dipelajarinya. Peluang keberhasilan anak dalam belajar juga akan lebih besar.

3. Melihat kualitas dan reputasi sekolah.

Selain disesuaikan dengan visi keluarga dan kondisi anak, orangtua juga perlu mempertimbangkan kualitas dan reputasi sekolah. Hal ini penting agar orangtua dapat mengukur sejauh mana orangtua berharap atas output belajar anak.

Kualitas sekolah biasanya dilihat dari sistem pembelajarannya, kelengkapan sarana dan prasarana belajar serta kegiatan penunjang pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah.
Reputasi sekolah selain untuk melihat bagaimana alumni yang telah dihasilkan juga untuk melihat bagaimana latar belakang pengelolaan sekolah, kontribusi sekolah sebagai lembaga pendidikan di masyarakat dsb.

4. Mempertimbangkan lokasi dan lingkungan sekitar sekolah.

Jarak antara sekolah dan rumah, untuk saat ini sepertinya tidak lagi menjadi persoalan bagi orangtua. Orangtua  bersedia antar jemput anak jika jarak sekolah jauh atau ada banyak fasilitas transportasi yang bisa dimanfaatkan termasuk fasilitas antar jemput dari sekolah.

Namun orangtua juga perlu pertimbangkan lokasi dan lingkungan sekitar sekolah agar kita lebih tenang menitipkan anak-anak di sana. Apakah lokasinya di tempat yang aman atau di daerah rawan bencana, misalnya. Apakah lingkungan sekitarnya ramah anak atau malah "berbahaya" bagi anak.

5. Menyesuaikan budget dengan pembiayaan dari sekolah.

Pertimbangan di list terakhir tapi pertimbangan yang penting juga, karena orang jawa bilang "ono rego ono rupo" atau ada harga ada kualitas. Biasanya sekolah yang "mahal" juga akan memberikan layanan dan kualitas yang "mahal" alias oke punya, demikian pula sebaliknya. Meskipun ada beberapa sekolah yang tetap mengedepankan kualitas meski dengan dana terbatas.

Maka biasanya seberapa budget yang dimiliki orangtua akan menyeleksi sekolah mana saja yang masuk dalam kemampuan keuangan keluarga. Nah, dari situ nanti kita bisa sesuaikan lagi dengan pertimbangan-pertimbangan lain di atas.
Kecuali, jika orangtua memang siap mengupayakan berapapun biayanya asalkan anak mendapatkan sekolah yang bonafit, atau dengan adanya beasiswa.

Ayah Bunda, memilihkan sekolah yang sesuai adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita atas amanah anak-anak dari Allah. Setiap kita pastinya menginginkan yang terbaik bagi putra-putrinya. Semoga Allah memberikan petunjuk bagi kita agar mampu mendidik putra-putri kita dengan baik dan benar menurut Allah SWT. Aamiin.

***

Telah menceritakan kepada kami [Ismail] Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhori)

****

Oleh :
Iis Santi

#satuharisatukaryaiidn
#harike14

On pict : Siswa-siswi KB & TKIT Insan Cita Mulia Bolon, Colomadu

Jumat, 22 Agustus 2014

Pedang Baja DAMASKUS


Sempat tidak tidur semalaeman, tapi bukan gara mikirin Hasil sidang MK, cuman gara nonton film sampai larut trus malah ndak bisa tidur ampe pagi.
Wal hasil mantengin status FB dan komen2 temen2 di grup WA, yang paling Hot tentu komen tentang hasil sidang PHPU di MK.
Ada yg marah2, ada yg sabar, ada yg sok nangis, pokoke banyaklah. Yg menarik adalah postingan dr Ust. Abuz Zubair.

Beliau mengutip Al Qur'an surat Al An'an 129 : "....dan demikianlah kami hadirkan pemimpin yg dholim ditengah rakyat yang dholim, akibat dari dosa mereka"
Beliau juga menasihati agar bersabar dan tetap mendengar dan taat atas kepemimpinan yang resmi.

Sementara bagi saya pribadi, ambil sisi positifnya saja dari hasil pilpres kemaren. Kalau gerakan kita nantinya terdholimi oleh penguasa yang mungkin berkuasa 5 atau 10 tahun, berarti selama itu kita lagi ditempa.
Dipanasi bara api dan kemudian dipukul dengan palu, dipanasi lagi, dilipat dan dipukul lagi dengan palu......
Demikian terus berulang-ulang.......

Saya jadi ingat bagaimana Baja Damaskus itu dibentuk menjadi sebilah pedang yang sangat terkenal dikalangan pecinta senjata. Baja ini ditempa berulang-ulang, bisa jadi ditempa dan dilipat ratusan kali sehingga membentuk alur lipatan yg khas, yang tujuannya untuk menghilangkan udara terjebak didalam material baja dan memaksa material menjadi keras sampai level yang maksimal.

Jadi jangan bersedih kalau nanti tribulasi diarahkan kepada anda, anggap saja kita baja damaskus yang lagi ditempa menjadi sebilah pedang yang sangat keras dan tajam. Namun perlu diingat, hanya Baja saja yang bisa ditempa menjadi pedang yang bagus, bukan material lainnya. semisal alumunium kalu ditempa ya jadinya panci, dandang, wajan dan sebagainyayang hanya nyaring kalau dibuat masak apalagi dijadikan alat musik perkusi alternatif. he..he..he..

Gambar : Pisau Baja Damaskus ( www.pinterest.com )

Selasa, 02 Juli 2013

Super Hero "Nyaman"

Nyaman......
Setiap orang pasti paham  arti kata tersebut, dan pastinya menginginkan berada dalam posisi atau kondisi tersebut.

Masalahnya "Nyaman" dalam rumus filusufisnya berbanding terbalik dengan Super hero, dalam realita super hero senantiasa dalam kondisi yang serba tidak nyaman, tidak beruntung, tersiksa atau "rekoso" dalam bahasa jawanya.

Simaklah kisah Hanuman yang harus ikhlas terbakar hanya untuk jadi super heronya pasangan Rama-Shinta atau kisah Nabi Daud yang harus bertarung dengan raksasa goliath untuk jadi pahlawan bagi kaumnya, dan jangan lupakan heroiknya masyarakat Bandung yang membakar kotanya sendiri untuk Merdeka.

Kalau ingin nyaman jangan menginginkan predikat super hero atau pahlawan melekat pada diri kita sebaliknya kalu ingin jadi super hero haruslah siap berada dalam kondisi yang serba tidak nyaman. 

Walaupun hanya sekedar jadi super hero untuk diri sendiri dan keluarga kecil kita, bersiaplah untuk ketidak nyamanan yang akan kita hadapi.

Jadi...pilihan tetap ada pada  anda sendiri, walaupun Sunnatullah pastilah kita akan bertemu juga dengan ketidak nyamanan.

Wallahu'alam