Kamis, 19 Februari 2009

MASUK SURGA LEWAT TOL

Berangkat dari filosofi kuno, beribu jalan menuju Roma, saya berfikir tentang jalan kesurga. Lha wong menuju kota Roma yang menjadi kiblat orang nasrani aja jalannya ada seribuan apalagi ke surga, mestinya kalu kita sadar jumlahnya mesti ada ratusan ribu bahkan jutaan jalan bukan. Ini bukan mengada ada, apa yang saya pahami tentang ayat “famayya’mal mistqoola dzarrotin khoyyrodzarah (99:7)” adalah penguat tentang surga yang tingkatanya ada tujuh berdasarkan hadist Nabi Saw. Dan juga ada korelasi dengan kemudahan Allah atas manusia dalam beramal dalam ayat “yuriidullahu bikumul yusro wa laa yuriidu bikumul ‘usro (2:185)” yang artinya Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.


Diantara jutaan jalan tersebut terbentang jalan yang mudah dan sulit, semakin sulit jalan ditempuh target surga yang didapat juga makin asyik. Ada pula jalan yang biasa dan juga jalur cepat, lha wong mau lulus kuliah aja disediakan dua jalur yakni reguler yang standar waktu lulusnya dan jalur cepat dengan semester pendek semester padat, remidi dan lain sebagainya sebutannya yang hasilnya lulusnya lebih cepat. Maka jalur standar kesurga adalah dengan beriman dan bertaqwa dengan segala implikasinya amal yang harus dijalaninya. Lalu bagaimana dengan Jalan TOL kesurga, sebalum bicara hal tersebut perlu saya tekankan bahwa kalu orang lewat jalan tol yang pertama kali ditempuh juga adalah jalan biasa, kalu mahasiswa ingin lulus cepat maka juga sebelumnya perlu mengikuti jalur kuliah reguler. Artinya jalur Tol manapun yang hendak kita tempuh masih mengharuskan kita mengawalinya dengan jalur reguler atau dalam kalimat lain masih ada standar yang juga diberlakukan dalam jalur Tol kesurga ini yakni menjadi insan yang beriman dan mau beramal sholeh (QS 22:23).


Bagi saya jalur Tol tersebut sifatnya opsional bagi yang mau dan mampu saja, tetapi jalur reguler adalah kewajiban yang sifatnya juga tidak mengikat karena kita mau masuk surga atau terjun bebas kedalam neraka itu terserah keputusan kita sendiri dalam mempertemukan apa yang digariskan oleh Allah dalam kitab suratan manusia dengan amal usaha kita dan Allah tidak ambil pusing dalam perbuatan kita tersebut.


Dari pada muter kelamaan, jalur Tol yang Allah sediakan sebagaimana yang saya bilang diatas memerlukan kemauan dan kemampuan ada sekian banyak, yang lebih tahu boleh usul.

Pertama, syahid, ini jalur paling cepat karena mendapat kartu sakti tanpa di”Geledah” di yaumul hisab.

Kedua, infaq, mengingat dekatnya posisi jihad bi nafsihi dengan jihad bi amwalihim.

Ketiga, haji, saking sulitnya haji dan memerlukan biaya yang tidak sedikit hanya sedikit orang yang mampu melaksanakannya dan dengan predikat mabrur dari Allah.

Keempat, qiyamu lail, ini masuk kategori Tol sebab sulit juga dilakukan, bukan masalah sempat atau tidak tapi lebih pada kemauan untuk melaksanakan, masalahnya ada juga yang berkesempatan bangun malam tapi tidak mau melakukan seperti penggila bola yang bangun dimalam hari hanya untuk menonton si kulit bundar ditendang-tendang.

Kelima, Hafal Qur’an, ini juga sama statusnya dengan yang nomer empat, ratusan teks lagu cinta aja hafal harusnya juga hafal beberapa ayat al qur’an donk! Nyatanya baca Qur’an aja nunggu besok kalo udah bau tanah.


Demikian sedikit jalur kesurga via jalan tol, boleh ditambah sendiri tulisan ini cos yang buat juga ilmunya lagi sebanyak hitamnya ujung kuku. Wallahu a‘lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar