Kamis, 19 Februari 2009

PEMILU UNTUK SEMUA - Sebuah jawaban untuk yang apriori

Tak disangkal bahwa Pemilu merupakan agenda kenegaraan yang juga dijadikan sebagai “Gawean” atau hajatan seluruh warga negara Indonesia, sehingga dampaknyapun dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat indonesia baik yang partisipatif terhadap pemilu, apriori terhadapnya maupun yang pragmatis dalam menghadapi pemilu.

Ada dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat apapun posisi mereka dalam menghadapi pemilu. Pertama, sebagian dari kita ada yang ketiban rejeki nomplok ketika pemilu. Hal ini terjadi secara mikro yakni ketika kita didatangi oleh oknum pengurus Parpol maupun Caleg yang kemudian memberikan salam tempelnya kepada kita, namun ini merupakan satu hal yang kurang mendidik. Secara makro, kita ketahui pemilu membutuhkan infrastruktur dan “Ubo rampe” yang sekian banyak jumlahnya, bisa dibayangkan berapa perputaran fiskal yang terjadi selama pemilu ini. Dilihat dari kaca mata makro ekonomi, pemilu dapat memberikan efek kenaikan pendapatan (Y) kepada masyarakat. Sebagaimana kita ketahui secara umum ketika pendapatan naik maka hukum Marginal Propensity to Consums (mpc) juga main dan mengakibatkan kenaikan belanja masyarakat. Dari sisi Pendapatan Nasional, pemerintah yang jelas akan mealokasikan sejumlah pos APBN untuk belanja berkaitan dengan pemilu, dalam hal ini akan terjadi kenaikan secara signifikan terhadap pendapatan nasional Indonesia.

Kedua, saking banyaknya masyarakat yang terlibat prosesi pemilu tersebut dapat dibayangkan banyaknya pengangguran yang terserap dalam proses tersebut. Kalau boleh mendata profesi “Dadakan” selama pemilu adalah sebagai berikut ; Broker suara, saksi dan tim sukses parpol/caleg, penyedia jasa logistik parpol seperti tukang cetak atribut parpol, tukang pasang atribut parpol, jasa catering dan lain sebagainya. Itu hanya yang masuk kategori legal, dibawah tanah – dan tentu saja disangkal keberadaanya oleh siapapun termasuk parpol/caleg maupun aparat - bisa kita dapati “Preman dadakan” yang tugasnya melakukan Black campaign, perusak atribut, tim huru-hara, dan lain sebagainya.

Ketiga, yang ini juga tidak boleh diremehkan. Masyarakat jadi “terhibur” dengan parodi gaya baru, kuli tinta kerjanya jadi lebih mudah dalam mencari berita karena tidak harus dicari berita ini akan datang sendiri – pembaca mestinya tahu sendiri maksud penulis.

Adapun dampak tidak langsung, hasil pemilu apapun hasilnya, parpol/caleg manapun yang menang dan menjadi the rulling party akan menentukan kebijakan negara ini selama lima tahun kedepan. Bagai pemenang yang dasarnya emang pejuang sejati tentunya akan bertugas dikursi legislatif dengan bijaksana bukannya injak sana – injak sini, memperjuangkan rakyat bukan mengibuli rakyat. Sementara yang dasar tabiatnya emang sontoloyo tentu agenda pertama adalah mengembalikan modal selama kampanya dan kemudian sederet agenda premanisme lainnya jiga akan segera digulirkan.

Jadi untuk mereka yang belum sadar akan pemilu beserta dengan implikasi jangka panjang dan pendek bagi masyarakat dan negara ini, mohon direnungkan kembali tulisan ini dan buat yang meresa tersinggung, minta maaf sajalah saya!

Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar